Kelilingilah diri sendiri dengan teman2 yang sibuk mengejar cita-cita, maka kita akan ikut mengejar cita-cita.
Kelilingilah diri sendiri dengan teman2 yang sibuk berkata baik, berbuat baik, maka kita akan ikut berkata baik, berbuat baik.
Kelilingilah diri sendiri dengan teman2 yang giat belajar, tak henti
mencari ilmu, maka kita akan ikut giat belajar, tak henti mencari ilmu.
Kel... ilingilah
diri sendiri dengan teman2 yang selalu menyemangati, berkata positif,
memotivasi, maka kita akan ikut semangat, berkata positif dan
termotivasi.
Kelilingilah diri sendiri dengan teman2 yang
saling mengerti, menerima apa adanya, maka kita akan ikut saling
mengerti, menerima apa adanya.
Sungguh, rumus ini tidak akan keliru.
Dan kabar buruknya; hal ini juga berlaku sebaliknya.
Kelilingilah diri sendiri dengan teman2 yang suka bicara kotor, maka dengan sendirinya kita akan ikut berkata kotor.
Selalu demikian .
Rabu, 06 November 2013
--Novel "Negeri Di Ujung Tanduk", @Tere Liye
“Kau
tahu, Nak, sepotong intan terbaik dihasilkan dari dua hal, yaitu, suhu
dan tekanan yang tinggi di perut bumi. Semakin tinggi suhu yang
diterimanya, semakin tinggi tekanan yang diperolehnya, maka jika dia
bisa bertahan, tidak hancur, dia justeru berubah menjadi intan yang
berkilau tiada tara. Keras. Kokoh. Mahal harganya.
“Sama halnya dengan kehidupan, seluruh kejadian menyakitkan yang kita alami, semakin dalam dan menyedihkan rasannya, jika kita bisa bertahan, tidak hancur, maka kita akan tumbuh menjadi seseorang berkarakter laksana intan. Keras. Kokoh."
“Sama halnya dengan kehidupan, seluruh kejadian menyakitkan yang kita alami, semakin dalam dan menyedihkan rasannya, jika kita bisa bertahan, tidak hancur, maka kita akan tumbuh menjadi seseorang berkarakter laksana intan. Keras. Kokoh."
Kamis, 05 September 2013
Subhanallah
Angin
sepoi sepoi di pagi yang buta
Mengalir lembut menusuk dada
Membuat hatiku tertegun
Merenung dan melamun
Kupandang langit dengan senyuman
Berhiaskan bintang bertabur keindahan
Ku terkagum dan bersyukur
Menikmati keindahan dari Yang Maha Luhur
Kupandang ufuk timur
Melihat mentari mulai menghibur
Menghibur hati yang sedang bimbang
Menunggu jawaban yang tak kunjung datang
Subhaanalloh!!
Kenapa ku tak pernah sadar
Akan semua ciptaan Dzat Yang Maha Besar
Bintang-bintang yang terus bertebar
Mentari yang terus bersinar
Mengalir lembut menusuk dada
Membuat hatiku tertegun
Merenung dan melamun
Kupandang langit dengan senyuman
Berhiaskan bintang bertabur keindahan
Ku terkagum dan bersyukur
Menikmati keindahan dari Yang Maha Luhur
Kupandang ufuk timur
Melihat mentari mulai menghibur
Menghibur hati yang sedang bimbang
Menunggu jawaban yang tak kunjung datang
Subhaanalloh!!
Kenapa ku tak pernah sadar
Akan semua ciptaan Dzat Yang Maha Besar
Bintang-bintang yang terus bertebar
Mentari yang terus bersinar
Mencari Puisi
puisiku hilang
meresap ke dalam tanah
terbawa tetesan hujan
aku bertanya pada pelangi
adakah kau bawa kumpulan kata
untuk kurangkai dalam tari?
“belum saatnya, sayang.”
ucap pelangi, jarinya menempel
di bibirku. kupejamkan mata, kucari
puisiku di sana
meresap ke dalam tanah
terbawa tetesan hujan
aku bertanya pada pelangi
adakah kau bawa kumpulan kata
untuk kurangkai dalam tari?
“belum saatnya, sayang.”
ucap pelangi, jarinya menempel
di bibirku. kupejamkan mata, kucari
puisiku di sana
Biarkan
Biarkan waktu menunjuk dedaun kering
gugur perlahan berkumpul diantara kakimu yang kuning
Biarkan batang pohon tua itu
gugur perlahan berkumpul diantara kakimu yang kuning
Biarkan batang pohon tua itu
merebah karena bosan
untuk melepas nafas yg berkesudahan
Biarkan mentari memilih bayangannya
untuk kembali memeluk gundukan
untuk melepas nafas yg berkesudahan
Biarkan mentari memilih bayangannya
untuk kembali memeluk gundukan
tanah basah karena airmata
Biarkan kumandang suara dapat kau baca sebagai tanda
menjadi cahaya petunjuk mana arah yang sia-sia
Biarkan kumandang suara dapat kau baca sebagai tanda
menjadi cahaya petunjuk mana arah yang sia-sia
Aku Wanita Terlarang
Seribu tinggal kenang
Kemaren hujan tlah berlalu
Aku wanita terlarang
Kemaren hujan tlah berlalu
Aku wanita terlarang
yang mengenang cinta dalam malang
Hi kemana datangnya
Tetesan bayang yang sembunyi didalam kenang
Didalam gelombang malam
Terang bersama bintang
Aku bicara pada awan
Tentang pajangan dendang
Aku wanita terlarang
Hi kemana datangnya
Tetesan bayang yang sembunyi didalam kenang
Didalam gelombang malam
Terang bersama bintang
Aku bicara pada awan
Tentang pajangan dendang
Aku wanita terlarang
mencari damba dalam tembang
Sosok tak dikenal dan melayang
Bicara tanpa suara terasa ke padang
Aku wanita terlarang
Sosok tak dikenal dan melayang
Bicara tanpa suara terasa ke padang
Aku wanita terlarang
mencari tembang kemaren tak berpandang
Melihat kelam tercabut dalam
Dalam diam terang malam
Melihat kelam tercabut dalam
Dalam diam terang malam
Minggu, 28 Juli 2013
Dalam Rengkuhan-Nya
Gelap menyeretku masuk jauh di dalamnya
Tenggelam dalam sunyi
Hanyut dalam sepi
Pekat memelukku erat
Enggan membiarkanku pergi
Pun sekedar untuk bernafas
Tolong aku Wahai Sang Pemberi Nafas Kehidupan
Beri aku petunjuk
Meski hanya secercah cahaya
Tak ada kata terucapkan
Tak ada tangan terulur menggapaiku
Hanya damai
Ketika aku melangkah mendekati-Nya
Menuju rahim segala rahim
Dimana cinta bermuara
Direngkuhnya aku
Dalam dekapan abadi-Nya
Dan gelap pun menghilang
Tenggelam dalam sunyi
Hanyut dalam sepi
Pekat memelukku erat
Enggan membiarkanku pergi
Pun sekedar untuk bernafas
Tolong aku Wahai Sang Pemberi Nafas Kehidupan
Beri aku petunjuk
Meski hanya secercah cahaya
Tak ada kata terucapkan
Tak ada tangan terulur menggapaiku
Hanya damai
Ketika aku melangkah mendekati-Nya
Menuju rahim segala rahim
Dimana cinta bermuara
Direngkuhnya aku
Dalam dekapan abadi-Nya
Dan gelap pun menghilang
Langganan:
Postingan (Atom)